Pendidikan
merupakan salah satu sarana kita untuk belajar bagaimana menghadapi
masalah-masalah kehidupan yang ada, dengan berbekal ilmu kita dapat mengetahui
mana yang benar mana yang salah, mana
yang baik mana yang buruk dalam nurani manusia. Sehingga kita siap dalam
menghadapi kehidupan ini dan semakin sadar akan tujuan hakikat kehidupan ini
yaitu kebahagian di dunia dan akhirat.
Pendidikan bukan hanya untuk mengetahui
ini dan itu, akan tetapi lebih dari itu seorang pelajar bisa mengamalkan ilmu
itu secara aplikatif serta mengambil hikmah dari pengetahuan itu. Sehingga
pendidikan ini sangatlah penting dalam kehidupan manusia bahkan salah satu
tujuan semua negara di dunia pastilah pendidikan untuk bangsanya.
Pendidikan pada zaman modern sekarang
memang di implementasikan dalam sebuah wadah bernama sekolah pada umumnya, dari
sekolah ini bisa menghimpun semua usia untuk belajar secara kolektif.
Namun, dalam era globalisasi beberapa
nilai-nilai dan budaya baik mulai terkikis oleh zaman sedikit demi sedikit
dengan akulturasi dari luar sehingga bergeserlah nilai-nilai dan budaya di
negeri ini, seperti kurangnya kepedulian antarsesama, gotong royong, keramahan
dan lain sebagainya.
Salahsatu masalah yang membuat kita
miris adalah maraknya tawuran pelajar, padahal mereka adalah penerus negara
ini, kemudian timbul sebuah pertanyaan mengapa orang yang terdidik seperti
pelajar bisa tawuran ? tentu ini terjadi karena beberapa faktor baik internal
maupun eksternal.
Fakator internal terjadi karena
kurangnya pendidikan agama, jiwa yang asih labil, dan lingkungan teman baik dari sebayanya ataupun
dari seniornya yang menekan dia agar berbuat tawuran. Kemudian faktor eksternal
salahsatunya adalah kurangnya perhatian orang tua karena sibuk mencari nafkah,
membuat seorang pelajar mencari kesenangan lain selain dirumahnya, sehingga
interaksi dengan temannya lebih banyak dibanding dengan orangtuanya sendiri,
kemudian faktor lainnya adalah faktor ekonomi yang rendah, biasanya pelaku
tawuran merupakan mereka yang berekonomi yang standar dengan menengah kebawah
dengan ketidakberdayaannya anaknya melampiaskannya dengan aksi tawuran
tersebut.
Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat
tahun 2013 saja terdapat 229 kasus
tawuran pelajar dan diantaranya terdapat 20 korban jiwa dan setiap tahunnya
selalu meningkat bahkan tidak jarang anak-anak kecil seusia SD dan SMP meniru
adegan tawuran tersebut walaupun mereka hanya bersenda gurau. Maka dari itu, kasus
ini seharusnya menjadi perhatian besar oleh pemerintah dan masyarakat,
mengingat mereka adalah penerus bangsa ini.
Seharusnya pemerintah bisa mengatasi hal ini dengan
solusi-solusi yang konkret untuk kasus tawuran pelajar ini. Misalnya saja
dengan memisahkan kelas yang baru saja masuk seperti kelas X jangan sampai
berinteraksi dengan seniornya. Khususnya senior yang sering tawuran, pemerintah
memberikan fasilitas kepada sekolah yang sering tawuran dengan fasilitas yang
bisa menuangkan ekspresi merezka. Mengadakan pendidikan agama yang rutin dan
intensif.
Nb: Tahapan Teknis Pencegahan Menyusul.... :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga yang Komentar masuk Surga