Kamis, 03 April 2014

Pencegahan Tawuran Pelajar SLTA Sejak Pertama Masuk Sekolah

Pendidikan merupakan salah satu sarana kita untuk belajar bagaimana menghadapi masalah-masalah kehidupan yang ada, dengan berbekal ilmu kita dapat mengetahui mana yang benar  mana yang salah, mana yang baik mana yang buruk dalam nurani manusia. Sehingga kita siap dalam menghadapi kehidupan ini dan semakin sadar akan tujuan hakikat kehidupan ini yaitu kebahagian di dunia dan akhirat.
            Pendidikan bukan hanya untuk mengetahui ini dan itu, akan tetapi lebih dari itu seorang pelajar bisa mengamalkan ilmu itu secara aplikatif serta mengambil hikmah dari pengetahuan itu. Sehingga pendidikan ini sangatlah penting dalam kehidupan manusia bahkan salah satu tujuan semua negara di dunia pastilah pendidikan untuk bangsanya.
            Pendidikan pada zaman modern sekarang memang di implementasikan dalam sebuah wadah bernama sekolah pada umumnya, dari sekolah ini bisa menghimpun semua usia untuk belajar secara kolektif.
            Namun, dalam era globalisasi beberapa nilai-nilai dan budaya baik mulai terkikis oleh zaman sedikit demi sedikit dengan akulturasi dari luar sehingga bergeserlah nilai-nilai dan budaya di negeri ini, seperti kurangnya kepedulian antarsesama, gotong royong, keramahan dan lain sebagainya.
            Salahsatu masalah yang membuat kita miris adalah maraknya tawuran pelajar, padahal mereka adalah penerus negara ini, kemudian timbul sebuah pertanyaan mengapa orang yang terdidik seperti pelajar bisa tawuran ? tentu ini terjadi karena beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
            Fakator internal terjadi karena kurangnya pendidikan agama, jiwa yang asih labil, dan  lingkungan teman baik dari sebayanya ataupun dari seniornya yang menekan dia agar berbuat tawuran. Kemudian faktor eksternal salahsatunya adalah kurangnya perhatian orang tua karena sibuk mencari nafkah, membuat seorang pelajar mencari kesenangan lain selain dirumahnya, sehingga interaksi dengan temannya lebih banyak dibanding dengan orangtuanya sendiri, kemudian faktor lainnya adalah faktor ekonomi yang rendah, biasanya pelaku tawuran merupakan mereka yang berekonomi yang standar dengan menengah kebawah dengan ketidakberdayaannya anaknya melampiaskannya dengan aksi tawuran tersebut.
Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat tahun  2013 saja terdapat 229 kasus tawuran pelajar dan diantaranya terdapat 20 korban jiwa dan setiap tahunnya selalu meningkat bahkan tidak jarang anak-anak kecil seusia SD dan SMP meniru adegan tawuran tersebut walaupun mereka hanya bersenda gurau. Maka dari itu, kasus ini seharusnya menjadi perhatian besar oleh pemerintah dan masyarakat, mengingat mereka adalah penerus bangsa ini.
Seharusnya pemerintah bisa mengatasi hal ini dengan solusi-solusi yang konkret untuk kasus tawuran pelajar ini. Misalnya saja dengan memisahkan kelas yang baru saja masuk seperti kelas X jangan sampai berinteraksi dengan seniornya. Khususnya senior yang sering tawuran, pemerintah memberikan fasilitas kepada sekolah yang sering tawuran dengan fasilitas yang bisa menuangkan ekspresi merezka. Mengadakan pendidikan agama yang rutin dan intensif.


Nb: Tahapan Teknis Pencegahan Menyusul.... :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga yang Komentar masuk Surga