Kehidupan Manusia

Bismillaha
Assalamualaikum Wr. Wb.
Hai Sahabat Dunia Maya Intenet !

Manusia memang makhluk yang 'unik' dan 'aneh', mengapa ? Karena setiap manusia yang hidup di dunia ini selalu ada perbedaan setiap individunya, baik cara berpikir, pola tindakan, karakter bahkan bentuk fisik yang berbeda-beda, disebabkan adanya perbedaan demografis, perbedaan lingkungan, orang terdekat, keturunan dan lain sebagainya yang membuat setiap individu ini berbeda, akan tetapi dalam Islam, memandang bahwa perbedaan ini sebagai rahmat dari Allah SWT yang diturunkan kepada manusia agar manusia bisa mengambil pelajaran dari hal tersebut bahwa Allah menciptakan manusia adalah hal spesial yang tak pernah ada sebelumnya, artinya Allah Maha Kretif dan Inovatif dala penciptaan, tidak hanya perbedaan setiap individu yang bisa dirasakan secara indrawi, tetapi secara kepunyaan setiap manusia mempunyai persamaan, yakni sama mempunyai fisik yang sempurna, sifat dasar naluri dan lain sebagainya.

Dalam Islam indikator perbedaan manusia adalah dari ketakwaan yaitu seberapa jauh dia taat kepada Tuhannya dalam mencapai tujuan hidup manusia.

banyak orang yang belum sadar akan tujuan hidup mereka sebenarnya secara utuh, sehingga terjadi missoriented in the life, artinya kehilangan tujuan hidup sehingga tujuan mereka menjadi kosong dan hampa.

dalam perspektif Islam tujuan hidup manusia secara garis besar ada 2. yaitu Beribadah, mengabdikan diri secara totalitas kepada Allah SWT tanpa menyekutukan-Nya, yang kedua yaitu menjadi kholifah (pemimpin) di muka bumi ini. bisa kita analisis tujuan hidup manusia perspektif Islam ini. Pertama yaitu beribadah kepada Allah artinya setiap gerak-gerik kita harus di orientasikan beribadah kepada Allah jangan sampai menyimpang dari ajaran-Nya. dan ini artinya hubungan secara Horisontal langsung kepada Allah, yang kedua adalah kholifah di muka bumi. mari kita analisis, dalam kata-kata tersebut bukan kholifah di indonesia, kholifah di suatu daerah, tapi kholifah di muka bumi ini, artinya kita sebagai manusia dititipkan kekuasaan oleh Allah untuk mengelola bumi ini untuk kemakmuran manusia dengan baik tanpa merusaknya, karena menjadi pemimpin itu haruslah dipercaya, dan Allah mempercayakannya kepada manusia.

coba kita lihat dalam konteks zaman sekarang seperti apa penerapan dari visi besar kehidupan manusia dalam Islam.

manusia memang makhluk yang 'aneh', aneh di sini dalam artian bahwa manusia mempunya kolaborasi dalam dirinya yaitu antara akal pikiran, perasaan, karakter/sifat dan naluri, ketiga itu berkolaborasi dalam diri manusia sehingga memunculkankeputusan tindakan yang 'aneh'. kita ambil contoh ketika manusia-manusia dalam sebuah kelompok, pastilah disitu ada pemimpin dan aturannya yang dibuat, mengapa ada aturan ? karena jika manusia berkumpul akan adanya interaksi dan interaksi tersebut pasti ada saja manusia yang menyimpang dari kebiasaan yang ada di dalam kelompok tersebut, sehingga dibuatlah aturan, anehnya ada saja manusia yang melanggarnya, padahal secara sadar ia mengetahui itu menyalahi adat kebiasaan dan peraturan tapi secara sadar ada saja yang melanggarnya. dan itu menjadi naluri manusia, karena manusia cenderung kepada kesalahan dan lupa.sehingga dalam diri manusia itu haruslah ada kolaborasi di dalamnya agar terjadi keseimbangan yang tidak menyimpang dari kebenaran kehidupan ini.

Kita kembali kepada topik tujuan manusia dalam konteks zaman globalisasi dan sains teknologi ini, masyarakat sekarang ini menjadi terkotak-kotak, baik secara pemikiran, kelompok masyarakat dan lain-lain.

contohnya kita mengetahui bahwa Rasulullah Saw. adalah seorang pemimpin yang sejadi, Fokus Rasulullah dalam hidup lebih banyak dari diri kita, lebih sibuk dari diri kita, tetapi Beliau bisa memanajemennya dengan baik dan berhasil sukses, menjadi inspirator bagi ummat ini. Beliau adalah pemimpin diri sendiri terbaik, beliau pemimpin keluarga terbaik, beliau pemimpin pemerintah terbaik dalam mengatur masyarakat yang heterogen, dan paling penting pemimpin agama Islam dan ulama. dan jiwa kepemimpinan itu ada dalam satu orang yaitu Nabi Muhammad SAW. akan tetapi konteks zaman sekarang kepemimpinan menjadi terkotak-kotak pemimpin pemerintah berbeda dengan pemimpin agama, sehingga menjadi terkotak-kotak, berpersepsi bahwa urusan agama tidak ada hubungannya dengan urusan dunia, seolah-olah keduanya seperti bumi dan langit. Padahal dalam diri manusia mempunyai tiga potensi besar, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. akan tetapi kita belum bisa mengoptimalkan dan memaksimalkannya, karena tidak tahu caranya. sehingga bagaimana bisa dipisahkan urusan dunia dan akhirat, sedangkan manusia mempunya ketiga kecerasan dan naluri bertuhan/menyandarkan dirinya kepada sesuatu.

Pertanyaannya apakah menjadi seorang pemimpin adalah sebuah kewajiban ? coba anda bayangkan setiap orang berambisi untuk berkontribusi dalam memperbaiki keadaan dan mempunyai jiwa kepemimpinan. maka orang yang menyimpangpun tak ada, karena kata pemimpin melingkupi sifat karakter baik di dalamnya.

sayangnya zaman sekarang para kaum agamis tkebanyakan hanya sedikit yang ingin melakukan gerakan untuk merubah masyarakat dari kekuasaan tidak hanya dari lisan dari mimbar ke mimbar.

Maka dari itu seorang manusia wajib merasakan menjadi pemimpin dimanapun itu, karena menjadi pemimpin itu tidak bisa dipelajari dari teori, tapi dari pengalaman dan jam terbang dia seberapa sering ia menjadi pemimpin. maka kata yang tepat untuk seorang muslim yang 'sempurna' adalah MUSLIM NEGARAWAN

Muslim Negarawan adalah seseorang yang beragama Islam, mengerti Islam dan mengamalkan ajarannya, selain itu ia mengerti permasalahan keduniaan dan mempunyai solusi dalam menyelesaikan permasalahan denga solusi-solusi yang adil dalam ajaran Islam.

Oleh Berry Sastrawan